Top Ad unit 728 × 90

BREAKING NEWS

PARENTING

Beginilah Cara Allah Mengajariku


Beginilah Cara Allah Mengajariku



Beginilah Cara Allah Mengajariku



Pagi ini sambil meyulam di sebuah gajebo di taman, aku mulai merenungi apa saja yang sudah aku lakukan 2 tahun belakanganini. Meresapi lagi kejadian-kejadian yang sudah aku lewati. Tanpa terasa mata mulai terasa perih menahan airmata yang hampir menetes karena kebahagiaan.
Dulu aku bekerja sebagai project manager di sebuah perusahaan Event Organizer yang cukup besar di Jakarta. Dan sudah tentu aku memiliki cukup banyak bawahan di divisi yang kupimpin. Aku adalah seorang atasan yang keras, galak, dan tidak bisa menerima kesalahan sekecil apapun yang dibuat oleh bawahanku. Jika itu terjadi, maka aku akan marah dan berteriak, “Bodah ya kamu! Masa pekerjaan hanya perkerjaan begini saja kamu nggak becus ngerjainnya sih! Percuma perusahaan ini membayar gaji kamu! sekali lagi kamu kembali dengan pekerjaan yang kacau seperti ini, saya jamin surat PHK kamu akan kamu temukan di meja kerja kamu! Mengerti?!” dan sentuhan akhirnya, aku akan melempar kertas-kertas laporan mereka ke dalam tong sampah. Tidak hanya itu, jika aku sedang pusing dengan kerjaanku, maka jangan pernah sekali-kali datangi ruanganku, karena yang didapat oleh mereka pasti hanya usiran dan kibasan tangan tanpa kata-kata.

Lihatlah, sombongnya diriku ini! Ya, dulu aku tidak pernah mau percaya bahwa hidup ini seperti roda yang berputar. Menurutku, jika kita mampu menahan alur roda itu kenapa kita harus ketakutan akan berada di bagian bawah? Keberhasilan dan kesuksesan bisa kuraih, karena usahaku sendiri. Kalau aku terus berusaha dan bekerja keras, roda itu akan terus berada di atas.

Rupanya Allah masih sangat menyayangiku. Buktinya aku diizinkan menjadi bagian roda terbawah, aku berbuat salah, aku terjatuh…dan akhirnya menjadi seorang narapidana.

Ketika bekerja dulu, aku selalu merasa gajiku ini tidak cukup, walaupun menurut banyak orang, gajiku sudah sangat besar sekali. Aku selalu merasa kurang. Kemudian aku ditawari seorang teman untuk mengantarkan barang-barang dan aku mendapatkan uang seperti gajiku sebulan! Pekerjaannya mudah, hanya mengantarkan barang. Kunikmati pekerjaan itu. Uangnya kupakai untuk bersenang-senang bersama pacarku. Kami tidak menikah, tapi kami tinggal bersama.
Aku sendiri sebenarnya telah memiliki anak dari pernikahanku terdahulu. Anakku tinggal di kota lain bersama ibuku. Aku takkan membiarkan anakku mengetahui kelakuan ibunya yang seperti ini.

Aku membutuhkan proses untuk mencintai Allah… ketika aku dimasukkan ke dalam penjara, saat itulah aku mulai berdoa, sholat dan mengaji. Aku meminta pertolongan Allah. Berdoa sepanjang hari, siang malam, terus berbuat baik… namun ketika aku mendapat kenyataan bahwa aku divonis 16 tahun penjara, aku benci pada Allah! Aku marah pada-Nya!

Aku sudah berusaha menjadi orang yang taat pada-Nya tapi Dia membuat aku semakin terpuruk! Berbulan-bulan tidak lagi aku menjalankan sholat, tidak mengaji, tidak melakukan ibadah apapun! Sungguh aku sangat membenci Allah! Aku benci melihat mukena dan Al Qur’an yang tidak mendatangkan manfaatnya sedikitpun padaku. Allah tidak menepati janjiNya! Dia membiarkan aku menderita seperti ini, Dia membuat aku menghabiskan hidupku seperti hewan dalam kandang. Berbelas-belas tahun!

Aku benci dengan janji-janji Allah yang sama sekali tidak terbukti. Kujalani hari-hariku di penjara dengan melamun dan menangis hingga tak jarang badanku bergetar hebat. Sampai suatu malam… aku merasa begitu merindukan-Nya…dan membutuhkan-Nya. Aku tidak mempunyai seorang pun yang dapat menolongku dan menenangkan hatiku..

Malam itu setelah sekian bulan lamanya, aku mengambil air wudhu dan mulai mengenakan mukenaku... sepanjang sholat, butiran airmataku deras mengalir. Terlebih ketika keningku menyentuh sajadah…Aku, hambaMu yang sombong telah kembali bersujud pada-Mu Allah…

Selaksa penyesalan membuat tubuhku semakin bergoncang… Aku adalah hambamu yang berdosa dan bingung.. aku datang padamu mencari pengampunan dan belas..aku membutuhkan-Mu ya Rabbi…

Malam itu , aku sadar, Allah tidak meninggalkanku, tapi aku yang meninggalkanNya. Allah mencintai-Ku tapi aku yang membenci-Nya, Allahlah telah berbuat baik sepanjang waktu, namun kesombonganku yang mendustakannya..
Setelah puas membasuh wajahku dengan airmata, malam itu pun aku pun bertekad untuk berhijab.

Kini, di tempat ini, aku berusaha menjadi orang yang baru, yang lebih lembut dan selalu tersenyum memaklumi kesalahan yang dibuat oleh orang lain, tidak mudah marah, dan mudah memaafkan setiap kesalahan

Dulu aku pikir penjara adalah neraka dunia, tempat orang yang diasingkan, tempat orang yang derajatnya rendah. Tapi kini, buatku penjara adalah tempat melembutkan hati yang keras, tempat untuk belajar sabar, tempat untuk pribadi seseroang menjadi lebih baik, dan mampu menaikkan derajat manusia di depan Allah.

Aku rasa aku patut bersyukur karena menjadi salah satu penghuni penjara. Walapun orang lain mungkin berpikir aku gila, tapi sungguh aku merasa bebas… bebas dari dosa-dosaku yang sudah seperti lingkaran setan yang tak berkesudahan, bebas dari kesombongan diri… bebas…

Teng..teng..teng..
Aku kembali tersadar dari lamunanku begitu terdengar bel panggilan itu. Ya, itu adalah panggilan untuk kami, warga binaan untuk kembali ke kamar masing-masing.

Aku tersenyum. Langkahku lebih ringan, dan aku bahagia…sungguh aku bahagia…
Terimakasih Ya Allah… kau ubah aku dengan cara-Mu

*

Engkau bertaubat dari segala di saat penyakit datang menerpa
Tetapi setelah sembuh engkau kembali berbuat durhaka

Di saat kesulitan menimpa engkau menangis
Setelah engkau menjadi kuat, sungguh perbuatanmu adalah perbuatan yang paling menjijikkan

Berapa banyak engkau telah diselamatkan oleh Allah dari kesulitan
Berapa banyak engkau telah diselamatkan oleh Allah dari kesulitan
Berapa banyak cobaan yang telah dihindarkanNya darimu

Tidakkah engkau takut jika maut datang secara mendadak
Sedangkan dirimu penuh dilumuri kesalahan

Engkau lalaikan semua keutamaan TuhanMu yang selalu memberikan anugerah
Dan engkau tidak bertaubat dan takut kepada-Nya

Berapa banyak engkau berjanji kemudian engkau ingkari
Sedangkan dirimu ini selalu lupa akan kebijakan
Bergegaslah beramal sebelum engkau berpindah dari rumahmu
Menuju kuburan, di sana engkau ditangisi
Beginilah Cara Allah Mengajariku Reviewed by sukses on 06.12 Rating: 5

Tidak ada komentar:

All Rights Reserved by RENUNGAN INSPIRASI DAN MOTIVASI © 2014 - 2015
powered by Blogger

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.