Haruskah kita memaafkan orang yang menzalimi dan menyakiti?
Haruskah kita memaafkan orang yang menzalimi dan menyakiti?
Haruskah kita memaafkan orang yang telah menzalimi dan menyakiti kita?
Pertanyaan:
assalamuallaikum wr.wbapa kita harus tetap memaafkan orang-orang yang telah benar benar mendzalimi kami? menghianati kami? menyakiti kami? Mohon pencerahanya. terimakasih. wassalamuallaikum wr.wb
Jawab:
Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Segala puja dan puji hanya untuk Allah, Sang Penguasa Alam Semesta, Shalawat dan Salam semoga tercurah kepada baginda Nabi Muhammad Shallallhu'alaihi wasallam beserta keluarga dan para shahabat-shahabatnya.
Salah satu sifat mulia yang dianjurkan dalam Al Qur’an adalah sikap memaafkan: “Jadilah pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang makruf, serta jangan pedulikan orang-orang yang bodoh”. (QS. Al-A'raf 7:199)
Dalam ayat lain Allah berfirman:
وَلْيَعْفُوا وَلْيَصْفَحُوا أَلَا تُحِبُّونَ أَنْ يَغْفِرَ اللَّهُ لَكُمْ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ
"...dan hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada. Apakah kamu tidak suka bahwa Allah mengampunimu? Dan Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang." (QS. An Nuur, 24:22)
Dalam ayat lain disebutkan bahwa orang yang beriman adalah orang-orang yang bersifat memaafkan, pengasih dan berlapang dada, sebagaimana dinyatakan dalam Al Qur'an :
الَّذِينَ يُنْفِقُونَ فِي السَّرَّاءِ وَالضَّرَّاءِ وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ
"Yaitu orang2 yang menginfakkan hartanya ketika lapang dan sempit dan menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang lain." (QS. Ali ‘Imraan, 3:134)
Berlandaskan dalil-dalil diatas, kita dapat mengambil kesimpulan bahwa kita dituntut untuk saling memaafkan dalam segala hal. Lalu kenapa kita sulit untuk memaafkan? sedangkan Rasulullah, teladan dan panutan kita senantiasa mengajarkan kita untuk bersifat murah dan baik, beliau senantiasa memaafkan orang-orang yang telah menyakiti, mendolimi, memerangi dan menghina dengan sehina-hinanya..
Akhi yang dirahmati Allah,Anda harus mampu memaafkan orang lain yang telah menyakiti hati anda. Mohonlah ampunan kepada Allah untuknya dan sikap itu akan menjadikan anda termasuk orang yang akan mendapat rahmat Allah. Jika anda disakiti berarti anda sedang teraniaya. Orang yang teraniaya adalah orang yang sedang diuji sekaligus diberikan kemudahan oleh Allah. Allah memberikan dua pilihan, membalas perbuatannya atau memaafkan. Jika anda tidak membalas tetapi bersabar dan memaafkan orang yang telah menyakiti anda maka Allah akan memberikan ampunan dosa-dosa anda dan Allah menganugerahkan kepada anda kehidupan yang lebih sehat, indah dan membahagiakan.
Pilihan terletak di tangan anda. Jika anda memilih kebahagiaan, kemaafan adalah sesuatu yang indah sebaliknya jika anda lebih suka berdendam, jiwa anda tidak kan damai dan sentiasa sesak seolah-olah ada yang menusuk di dada.
“...siapa yang memaafkan (kejahatan orang) dan berbuat baik (kepadanya), maka pahalanya tetap dijamin oleh Allah (atas tanggungan Allah dengan diberi balasan yang sebaikbaiknya). Sesungguhnya Allah tidak suka kepada orang-orang yang berlaku zalim”. (Asy-Syura [42] : 40)
Haruskah kita memaafkan orang yang telah menzalimi dan menyakiti kita?
Pertanyaan:
assalamuallaikum wr.wb
apa kita harus tetap memaafkan orang-orang yang telah benar benar mendzalimi kami? menghianati kami? menyakiti kami? Mohon pencerahanya. terimakasih. wassalamuallaikum wr.wb
Jawab:
Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Segala puja dan puji hanya untuk Allah, Sang Penguasa Alam Semesta, Shalawat dan Salam semoga tercurah kepada baginda Nabi Muhammad Shallallhu'alaihi wasallam beserta keluarga dan para shahabat-shahabatnya.
Salah satu sifat mulia yang dianjurkan dalam Al Qur’an adalah sikap memaafkan: “Jadilah pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang makruf, serta jangan pedulikan orang-orang yang bodoh”. (QS. Al-A'raf 7:199)
Segala puja dan puji hanya untuk Allah, Sang Penguasa Alam Semesta, Shalawat dan Salam semoga tercurah kepada baginda Nabi Muhammad Shallallhu'alaihi wasallam beserta keluarga dan para shahabat-shahabatnya.
Salah satu sifat mulia yang dianjurkan dalam Al Qur’an adalah sikap memaafkan: “Jadilah pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang makruf, serta jangan pedulikan orang-orang yang bodoh”. (QS. Al-A'raf 7:199)
Dalam ayat lain Allah berfirman:
وَلْيَعْفُوا وَلْيَصْفَحُوا أَلَا تُحِبُّونَ أَنْ يَغْفِرَ اللَّهُ لَكُمْ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ
"...dan hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada. Apakah kamu tidak suka bahwa Allah mengampunimu? Dan Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang." (QS. An Nuur, 24:22)
Dalam ayat lain disebutkan bahwa orang yang beriman adalah orang-orang yang bersifat memaafkan, pengasih dan berlapang dada, sebagaimana dinyatakan dalam Al Qur'an :
الَّذِينَ يُنْفِقُونَ فِي السَّرَّاءِ وَالضَّرَّاءِ وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ
"Yaitu orang2 yang menginfakkan hartanya ketika lapang dan sempit dan menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang lain." (QS. Ali ‘Imraan, 3:134)
Berlandaskan dalil-dalil diatas, kita dapat mengambil kesimpulan bahwa kita dituntut untuk saling memaafkan dalam segala hal. Lalu kenapa kita sulit untuk memaafkan? sedangkan Rasulullah, teladan dan panutan kita senantiasa mengajarkan kita untuk bersifat murah dan baik, beliau senantiasa memaafkan orang-orang yang telah menyakiti, mendolimi, memerangi dan menghina dengan sehina-hinanya..
Akhi yang dirahmati Allah,
Anda harus mampu memaafkan orang lain yang telah menyakiti hati anda. Mohonlah ampunan kepada Allah untuknya dan sikap itu akan menjadikan anda termasuk orang yang akan mendapat rahmat Allah. Jika anda disakiti berarti anda sedang teraniaya. Orang yang teraniaya adalah orang yang sedang diuji sekaligus diberikan kemudahan oleh Allah. Allah memberikan dua pilihan, membalas perbuatannya atau memaafkan. Jika anda tidak membalas tetapi bersabar dan memaafkan orang yang telah menyakiti anda maka Allah akan memberikan ampunan dosa-dosa anda dan Allah menganugerahkan kepada anda kehidupan yang lebih sehat, indah dan membahagiakan.
Pilihan terletak di tangan anda. Jika anda memilih kebahagiaan, kemaafan adalah sesuatu yang indah sebaliknya jika anda lebih suka berdendam, jiwa anda tidak kan damai dan sentiasa sesak seolah-olah ada yang menusuk di dada.
“...siapa yang memaafkan (kejahatan orang) dan berbuat baik (kepadanya), maka pahalanya tetap dijamin oleh Allah (atas tanggungan Allah dengan diberi balasan yang sebaikbaiknya). Sesungguhnya Allah tidak suka kepada orang-orang yang berlaku zalim”. (Asy-Syura [42] : 40)
“...siapa yang memaafkan (kejahatan orang) dan berbuat baik (kepadanya), maka pahalanya tetap dijamin oleh Allah (atas tanggungan Allah dengan diberi balasan yang sebaikbaiknya). Sesungguhnya Allah tidak suka kepada orang-orang yang berlaku zalim”. (Asy-Syura [42] : 40)
Haruskah kita memaafkan orang yang telah menzalimi dan menyakiti kita?
Pertanyaan:
assalamuallaikum wr.wb
apa kita harus tetap memaafkan orang-orang yang telah benar benar mendzalimi kami? menghianati kami? menyakiti kami? Mohon pencerahanya. terimakasih. wassalamuallaikum wr.wb
Jawab:
Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Segala puja dan puji hanya untuk Allah, Sang Penguasa Alam Semesta, Shalawat dan Salam semoga tercurah kepada baginda Nabi Muhammad Shallallhu'alaihi wasallam beserta keluarga dan para shahabat-shahabatnya.
Salah satu sifat mulia yang dianjurkan dalam Al Qur’an adalah sikap memaafkan: “Jadilah pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang makruf, serta jangan pedulikan orang-orang yang bodoh”. (QS. Al-A'raf 7:199)
Segala puja dan puji hanya untuk Allah, Sang Penguasa Alam Semesta, Shalawat dan Salam semoga tercurah kepada baginda Nabi Muhammad Shallallhu'alaihi wasallam beserta keluarga dan para shahabat-shahabatnya.
Salah satu sifat mulia yang dianjurkan dalam Al Qur’an adalah sikap memaafkan: “Jadilah pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang makruf, serta jangan pedulikan orang-orang yang bodoh”. (QS. Al-A'raf 7:199)
Dalam ayat lain Allah berfirman:
وَلْيَعْفُوا وَلْيَصْفَحُوا أَلَا تُحِبُّونَ أَنْ يَغْفِرَ اللَّهُ لَكُمْ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ
"...dan hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada. Apakah kamu tidak suka bahwa Allah mengampunimu? Dan Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang." (QS. An Nuur, 24:22)
Dalam ayat lain disebutkan bahwa orang yang beriman adalah orang-orang yang bersifat memaafkan, pengasih dan berlapang dada, sebagaimana dinyatakan dalam Al Qur'an :
الَّذِينَ يُنْفِقُونَ فِي السَّرَّاءِ وَالضَّرَّاءِ وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ
"Yaitu orang2 yang menginfakkan hartanya ketika lapang dan sempit dan menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang lain." (QS. Ali ‘Imraan, 3:134)
Berlandaskan dalil-dalil diatas, kita dapat mengambil kesimpulan bahwa kita dituntut untuk saling memaafkan dalam segala hal. Lalu kenapa kita sulit untuk memaafkan? sedangkan Rasulullah, teladan dan panutan kita senantiasa mengajarkan kita untuk bersifat murah dan baik, beliau senantiasa memaafkan orang-orang yang telah menyakiti, mendolimi, memerangi dan menghina dengan sehina-hinanya..
Akhi yang dirahmati Allah,
Anda harus mampu memaafkan orang lain yang telah menyakiti hati anda. Mohonlah ampunan kepada Allah untuknya dan sikap itu akan menjadikan anda termasuk orang yang akan mendapat rahmat Allah. Jika anda disakiti berarti anda sedang teraniaya. Orang yang teraniaya adalah orang yang sedang diuji sekaligus diberikan kemudahan oleh Allah. Allah memberikan dua pilihan, membalas perbuatannya atau memaafkan. Jika anda tidak membalas tetapi bersabar dan memaafkan orang yang telah menyakiti anda maka Allah akan memberikan ampunan dosa-dosa anda dan Allah menganugerahkan kepada anda kehidupan yang lebih sehat, indah dan membahagiakan.
Pilihan terletak di tangan anda. Jika anda memilih kebahagiaan, kemaafan adalah sesuatu yang indah sebaliknya jika anda lebih suka berdendam, jiwa anda tidak kan damai dan sentiasa sesak seolah-olah ada yang menusuk di dada.
“...siapa yang memaafkan (kejahatan orang) dan berbuat baik (kepadanya), maka pahalanya tetap dijamin oleh Allah (atas tanggungan Allah dengan diberi balasan yang sebaikbaiknya). Sesungguhnya Allah tidak suka kepada orang-orang yang berlaku zalim”. (Asy-Syura [42] : 40)
“...siapa yang memaafkan (kejahatan orang) dan berbuat baik (kepadanya), maka pahalanya tetap dijamin oleh Allah (atas tanggungan Allah dengan diberi balasan yang sebaikbaiknya). Sesungguhnya Allah tidak suka kepada orang-orang yang berlaku zalim”. (Asy-Syura [42] : 40)
Haruskah kita memaafkan orang yang menzalimi dan menyakiti?
Reviewed by sukses
on
09.34
Rating:
Tidak ada komentar: