INSPIRATIF 'MENERIMA DENGAN IKHLAS

Ada kalanya saat kita mendapatkan musibah, kita pasti akan bersedih, bermuram durja, bahkan berpikiran bahwa Tuhan tidak adil. Itu sudah menjadi sebuah kewajaran tersendiri yang tak perlu dipertanyakan lagi. Semua orang pasti merasakannya. Tak bisa dihindari lagi karena itu sudah menjadi kodratnya manusia. Yang tidak wajar adalah bersedih sampai berlarut-larut, meratapi nasib, memandang langit yang selalu mendung, menganggap semua telah berakhir.

sumber foto : google image

Tidak. Selama kaki masih berpijak di dunia, masih dapat menghela napas sesuka hati, menatap langit biru yang tenang, selama masih bisa hidup di dunia, pasti masih bisa melakukan sebuah “perbaikan”.Semua kesedihan, kegagalan, keputusasaan, masih bisa diolah lagi menjadi sesuatu yang baik, yang lebih membuat hati senang dan tentram. Akan sangat mustahil bila mengubah kesedihan jika sudah di alam akhirat. Saat itu, Tuhan tidak akan lagi menganggap hamba-Nya, bahkan mengacuhkan. Karena semua sudah terlambat, tak ada yang bisa diperbaiki lagi.

Percayalah, apapun masalah yang kita alami, pasti bisa terselesaikan. Terima segala macam bentuk problematika hidup. Hadapi dengan mental seorang pemenang, bukan seorang pengecut. Akan berbeda sekali bukan seorang pemenang dan pengecut? Seorang pemenang pasti akan selalu “menerima” apapun yang dihadapkan kepadanya. Baik berupa kegagalan yang bertubi-tubi sekali pun dirinya akan selalu gemas jika tidak menyelesaikan masalah itu. Dirinya selalu sadar dan percaya bahwa Tuhan tidak akan membebankan masalah di luar batas kemampuannya.

Sebaliknya lihatlah seorang pengecut. Pasti akan selalu berusaha lari dari setiap masalah. Jika sudah tidak bisa lari, maka dirinya akan banyak berputus asa, bersedih, menganggap semua yang telah dilakukannya sia-sia, bahkan sampai menuduh Tuhan tidak adil. Dirinya tidak bisa “menerima” dengan ikhlas terhadap apa yang dibebankan kepadanya.

Ketahuilah, cara yang paling baik untuk keluar dari masalah ada dengan menghadapinya, bukan menghindarinya. Terima segala problematika hidup yang seolah membelenggu jiwa raga dengan hati yang ikhlas, sabar, tawakkal. Semakin kita tidak menerima, itu hanya akan semakin membuat diri tersakiti lebih dalam lagi.